Sebenarnya apakah pengorbanan memiliki harga dan batasan? Atau priceless, tidak terbeli dengan uang, karena kita lakukan hanya untuk sesuatu yang amat spesial diwaktu yang juga spesial? atau boleh jadi gratis, karena kita lakukan saja, dan selalu menyenangkan untuk dilakukan berkali-kali.
Sebenarnya apakah itu arti kesempatan? Apakah itu makna keputusan? Bagaimana mungkin kita terkadang menyesal karena sebuah keputusan atas sepucuk kesempatan? Sebenarnya siapakah yang selalu pantas kita sayangi?
(Prolog)
Apakah aku punya kesempatan? Apakah aku yang justru tidak pernah berani membuat kesempatan itu. Betapa tidak beruntungnya. Kami menyerahkan sepenuhnya kesempatan itu kepada suratan nasib. Tapi itu tidak buruk. Bukan sebuah kesalahan. Maka biarkanlah seperti itu selamanya. Juga untuk urusan malam ini, biarkanlah seperti itu. Andaikata takdir itu memang baik untuk kami, maka akan ada sesuatu yang bisa membelokkan semua kenyataan. Tapi sepanjang sesuatu itu belum terjadi, maka tidak pernah ada mawar yang tumbuh di tegarnya karang.
Aku belajar
satu makna kata penting yang seharusnya selalu disampirkan dengan kata
kesempatan, yaitu kata cukup. Semua gurat takdir ini mungkin kejam. Aku tidak pernah berani membuat kesempatan, karena aku terlanjur
mempercayai sepenuhnya janji kehidupan. Malam ini, biarlah semuanya terasa lengkap.
Sempurna. Aku titipkan semua urusan ini kepada-Mu, Tuhan. Jika Engkau
mengehendaki mawar itu tumbuh diatas tegarnya karang, maka biarlah itu
terjadi.
(Epilog)
Sampai aku akhirnya
mengerti arti kata kesempatan. Mawar
akan tumbuh di tegarnya karang, jika Kau menghendakinya.
S.R.N
S.R.N
Kamu bisa merencanakan akan menikah dengan siapa, tapi kamu tidak bisa merencanakan dengan siapa kamu akan jatuh cinta
BalasHapus