Sudah 2 malam saya muntah - muntah tapi badan tidak demam. Punggung ngilu - ngilu. Mulut pahit. Langsung nafsu makan saya 3 hari berkurang drastis. Temen kantor saya terheran - heran kenapa saya tidak mengambil makanan cemilan dimeja kantor, padahal biasanya saya paling banyak mengambil. Setelah saya ceritakan sudah 2 malam muntah dan mulut pahit, temen kantor saya yang baik hati segera mengambil tindakan kerokan. Dannn.... Taraaaa... Hasilnya adalah...
Dari banyaknya pandangan tentang masuk angin dan kerokan, saya setuju dengan penjelasan dari wikipedia dan dari www.klikdokter.com berikut ini:
Aur - auran -___- |
Dari banyaknya pandangan tentang masuk angin dan kerokan, saya setuju dengan penjelasan dari wikipedia dan dari www.klikdokter.com berikut ini:
Masuk angin adalah suatu "penyakit" yang disebabkan karena berkumpulnya gas yang tidak merata di dalam tubuh. Masuk Angin diyakini menjadi penyakit yang nyata, namun saat ini belum ada bukti medis untuk mendukung klaim ini. Penyakit ini mirip influenza karena gejala dan penyebabnya hampir sama. Masuk angin biasanya dianggap sekadar mitos di dunia kedokteran tetapi kenyataannya banyak sekali penderitanya.
Hanya orang Indonesia yang menderita masuk angin sedangkan orang asing tidak pernah mengalaminya. Kalangan ekspatriat di Indonesia tentu bingung dengan istilah masuk angin, penyakit yang dipahami disebabkan angin yang masuk ke tubuh. Mereka baru mengerti setelah mendengar kata catching cold. Istilah masuk angin ini paling tepat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi catching cold. Dan masuk angin yang ini rupanya sering dibahas dalam forum kaum ekspatriat di internet.
Biasanya penyebab utamanya adalah udara dingin yang berlebihan. Contohnya adalah terlalu lama di ruangan AC, bermain hujan-hujanan, cuaca yang dingin, dan lainnya. Penyebab lainnya adalah terlalu banyak tertawa, salah makan, kurang kentut, atau karena terlalu lelah. Masyarakat langsung menyebut masuk angin setiap kali merasa badan tidak enak. Badan tidak enak yang disebabkan masuk angin, umumnya terjadi di masa pergantian cuaca dari musim kemarau ke penghujan atau sebaliknya (pancaroba). Di masa peralihan itu angin seringkali bertiup kencang. Angin sering disalahkan karena masuk ke tubuh tanpa permisi dan menyebabkan badan terasa tak enak. Angin sering dituduh masuk ke tubuh tanpa permisi ketika tubuh terekspos angin yang bertiup kencang.
Well, dibawah ini juga salah satu artikel yang paling make senses tentang kerokan. And i'm agree about that :
Well, dibawah ini juga salah satu artikel yang paling make senses tentang kerokan. And i'm agree about that :
Kerokan merupakan sebuah terapi pengobatan alternatif untuk gejala masuk
angin yang sering diterapkan oleh orang Indonesia. Metode ini biasanya
dilakukan dengan menggaruk dan menekan bagian permukaan kulit
menggunakan minyak dan benda tumpul seperti uang logam sehingga
terbentuk guratan merah pada kulit. Otot-otot yang tegang terasa kendur
dan adanya sensasi relaksasi pada kulit.
Banyak mitos tentang manfaat dari kerokan
ini sehingga pilihan untuk melakukan terapi ini masih sering kita
jumpai. Meski dunia medis sudah canggih, namun kebiasaan kerokan
ternyata masih bisa dinikmati dari berbagai golongan dan strata sosial.
Budaya
kerokan ternyata sudah ada sejak zaman kerajaan dahulu. Bahkan
raja-raja dan petinggi kerajaan Nusantara banyak yang melakukan terapi
ini untuk kesehatan. Terapi ini digemari, karena rasanya yang manjur
dan murah tentunya untuk sebuah penyembuhan penyakit. Setelah dilakukan
terapi kerokan ini, badan sering terasa lebih baik. Hal ini disebabkan
oleh suatu zat endorphin yang keluar dari proses kerokan tersebut.
Tidak
hanya penduduk Indonesia yang sering melakukan teknik terapi ini, di
luar negeri pun mengenal kerokan namun berbeda dalam bentuk dan
tekniknya. Vietnam mengenal cao gio, dan Kamboja teknik penyembuhanya disebut goh kyol. Tiongkok mengenal gua sha. Karena menggunakan batu giok, maka terkenal dengan Jade Stone Therapy.
Seorang
Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS)
Solo, Prof. DR. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK., MM, MKes., tertarik
meneliti mengenai manfaat kerokan. Penelitian itu dilakukan sepanjang
tahun 2003-2005. Hasilnya, dari 390 responden berusia 40 tahun ke atas
yang mengembalikan kuesioner, hampir 90 persen mengaku kerokan saat
‘masuk angin’.
Pada
tahap kedua, Didik menjadikan dirinya sebagai obyek penelitian. Ia
mengerok bagian tangannya lalu dibiopsi. Hasil pemeriksaan di
laboratorium patologi anatomi UNS menunjukkan; tidak ada kulit yang
rusak ataupun pembuluh darah yang pecah, tetapi pembuluh darah hanya
melebar. Hal ini membuktikan kerokan tidak merusak pori-pori kulit dan
tidak menyebabkan pembuluh darah kecil dan halus pecah. Melebarnya
pembuluh darah membuat aliran darah lancar dan pasokan oksigen dalam
darah bertambah.
Penelitian
tahap akhir adalah penelitian biomolekuler, yakni pemeriksaan darah
dari orang yang kerokan dan orang yang tidak kerokan. Semua responden
adalah perempuan karena mereka dinilai lebih suka kerokan daripada
laki-laki. Para responden dibagi dalam dua kelompok dan menjalani
pemeriksaan darah.
Kelompok
pertama kemudian dikerok, sedangkan kelompok kedua tidak. Seluruh
responden selanjutnya diperiksa lagi darahnya. Ada tiga hal yang
diamati, yakni:
-
Terdapat perubahan kadar endorphin
kadar endorfin orang-orang yang dikerok naik signifikan. Peningkatan endorfin membuat mereka nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar, dan bersemangat.
-
Terdapat perubahan kadar prostaglandin
Kadar prostaglandin turun. Di sisi lain, zat ini menyebabkan nyeri otot. Penurunan kadar prostaglandin membuat nyeri otot berkurang.
-
Terdapat perubahan kadar Interleukin serta komplemen C1 dan C3
Terdapat perubahan komplemen C3, C1, dan interleukin yang menggambarkan adanya reaksi peradangan tidak signifikan.
0 comments:
Posting Komentar