Dreams really do come true - Walt Disney

Dreams really do come true - Walt Disney

Ketika Angin Menyapa Tubuh Ini.. (baca: Masuk Angin)

Fenomena masuk angin pasti sudah khas banget di indonesia. Meriang sedikit, disangkut pautin sama masuk angin. Muntah atau kentut berturut2 juga dibilang masuk angin. Memang orang Endonesah ga bisa jauh - jauh sama masuk angin dan kerokan😅😅

Sudah 2 malam saya muntah - muntah tapi badan tidak demam. Punggung ngilu - ngilu. Mulut pahit. Langsung nafsu makan saya 3 hari berkurang drastis. Temen kantor saya terheran - heran kenapa saya tidak mengambil makanan cemilan dimeja kantor, padahal biasanya saya paling banyak mengambil. Setelah saya ceritakan sudah 2 malam muntah dan mulut pahit, temen kantor saya yang baik hati segera mengambil tindakan kerokan. Dannn.... Taraaaa... Hasilnya adalah...

Aur - auran -___-

Dari banyaknya pandangan tentang masuk angin dan kerokan, saya setuju dengan penjelasan dari wikipedia dan dari www.klikdokter.com berikut ini:

Masuk angin adalah suatu "penyakit" yang disebabkan karena berkumpulnya gas yang tidak merata di dalam tubuh. Masuk Angin diyakini menjadi penyakit yang nyata, namun saat ini belum ada bukti medis untuk mendukung klaim ini. Penyakit ini mirip influenza karena gejala dan penyebabnya hampir sama. Masuk angin biasanya dianggap sekadar mitos di dunia kedokteran tetapi kenyataannya banyak sekali penderitanya.
Hanya orang Indonesia yang menderita masuk angin sedangkan orang asing tidak pernah mengalaminya. Kalangan ekspatriat di Indonesia tentu bingung dengan istilah masuk angin, penyakit yang dipahami disebabkan angin yang masuk ke tubuh. Mereka baru mengerti setelah mendengar kata catching cold. Istilah masuk angin ini paling tepat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi catching cold. Dan masuk angin yang ini rupanya sering dibahas dalam forum kaum ekspatriat di internet.
Biasanya penyebab utamanya adalah udara dingin yang berlebihan. Contohnya adalah terlalu lama di ruangan AC, bermain hujan-hujanan, cuaca yang dingin, dan lainnya. Penyebab lainnya adalah terlalu banyak tertawa, salah makan, kurang kentut, atau karena terlalu lelah. Masyarakat langsung menyebut masuk angin setiap kali merasa badan tidak enak. Badan tidak enak yang disebabkan masuk angin, umumnya terjadi di masa pergantian cuaca dari musim kemarau ke penghujan atau sebaliknya (pancaroba). Di masa peralihan itu angin seringkali bertiup kencang. Angin sering disalahkan karena masuk ke tubuh tanpa permisi dan menyebabkan badan terasa tak enak. Angin sering dituduh masuk ke tubuh tanpa permisi ketika tubuh terekspos angin yang bertiup kencang.

Well, dibawah ini juga salah satu artikel yang paling make senses tentang kerokan. And i'm agree about that :
Kerokan merupakan sebuah terapi pengobatan alternatif untuk gejala masuk angin yang sering diterapkan oleh orang Indonesia. Metode ini biasanya dilakukan dengan menggaruk dan menekan bagian permukaan kulit menggunakan minyak dan benda tumpul seperti uang logam sehingga terbentuk guratan merah pada kulit. Otot-otot yang tegang terasa kendur dan adanya sensasi relaksasi pada kulit.

Banyak mitos tentang manfaat dari kerokan ini sehingga pilihan untuk melakukan terapi ini masih sering kita jumpai. Meski dunia medis sudah canggih, namun kebiasaan kerokan ternyata masih bisa dinikmati dari berbagai golongan dan strata sosial.

Budaya kerokan ternyata sudah ada sejak zaman kerajaan dahulu. Bahkan raja-raja dan petinggi kerajaan Nusantara banyak yang melakukan terapi ini untuk kesehatan.  Terapi ini digemari, karena rasanya yang manjur dan murah tentunya untuk sebuah penyembuhan penyakit. Setelah dilakukan terapi kerokan ini, badan sering terasa lebih baik. Hal ini disebabkan oleh suatu zat endorphin yang keluar dari proses kerokan tersebut.

Tidak hanya penduduk Indonesia yang sering melakukan teknik terapi ini, di luar negeri pun mengenal kerokan namun berbeda dalam bentuk dan tekniknya. Vietnam mengenal cao gio, dan Kamboja teknik penyembuhanya disebut goh kyol. Tiongkok mengenal gua sha. Karena menggunakan batu giok, maka terkenal dengan Jade Stone Therapy.

Seorang Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof. DR. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK., MM, MKes., tertarik meneliti mengenai manfaat kerokan. Penelitian itu dilakukan sepanjang tahun 2003-2005. Hasilnya, dari 390 responden berusia 40 tahun ke atas yang mengembalikan kuesioner, hampir 90 persen mengaku kerokan saat ‘masuk angin’. 

Pada tahap kedua, Didik menjadikan dirinya sebagai obyek penelitian. Ia mengerok bagian tangannya lalu dibiopsi. Hasil pemeriksaan di laboratorium patologi anatomi UNS menunjukkan; tidak ada kulit yang rusak ataupun pembuluh darah yang pecah, tetapi pembuluh darah hanya melebar. Hal ini membuktikan kerokan tidak merusak pori-pori kulit dan tidak menyebabkan pembuluh darah kecil dan halus pecah. Melebarnya pembuluh darah membuat aliran darah lancar dan pasokan oksigen dalam darah bertambah.

Penelitian tahap akhir adalah penelitian biomolekuler, yakni pemeriksaan darah dari orang yang kerokan dan orang yang tidak kerokan. Semua responden adalah perempuan karena mereka dinilai lebih suka kerokan daripada laki-laki. Para responden dibagi dalam dua kelompok dan menjalani pemeriksaan darah.

Kelompok pertama kemudian dikerok, sedangkan kelompok kedua tidak. Seluruh responden selanjutnya diperiksa lagi darahnya. Ada tiga hal yang diamati, yakni:
  • Terdapat perubahan kadar endorphin
    kadar endorfin orang-orang yang dikerok naik signifikan. Peningkatan endorfin membuat mereka nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar, dan bersemangat.
  • Terdapat perubahan kadar prostaglandin
    Kadar prostaglandin turun. Di sisi lain, zat ini menyebabkan nyeri otot. Penurunan kadar prostaglandin membuat nyeri otot berkurang.
  • Terdapat perubahan kadar Interleukin serta komplemen C1 dan C3
    Terdapat perubahan komplemen C3, C1, dan interleukin yang menggambarkan adanya reaksi peradangan tidak signifikan.
Pada intinya, kerokan dapat bermanfaat untuk mendapatkan rasa nyaman dan menghilangkan nyeri otot. Namun, seperti halnya obat, tidak baik jika berlebihan.


0 comments:

Posting Komentar

About

nothing but backpacking

Popular Posts